SURYA.co.id | TULUNGAGUNG – Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Tulungagung menggalang nutrisi untuk pasien Tuberkulosis (TBC). Nutrisi ini diperlukan para pasien untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan mempercepat penyembuhan pasien. Yabhysa adalah salah satu yayasan berisi para kader yang aktif menemukan pasien baru TBC dan mendampingi pengobatan mereka sampai sembuh.
“Kami mencari donasi nutrisi bagi pasien TBC, karena tidak ada pengadaan nutrisi dari program pendampingan. Tambahan nutrisi ini penting untuk para pasien,” terang Ketua Yabhysa Tulungagung, Cut Mala Hayati Anshari.
Bantuan didapat dari Lazis Muhammadiyah, Aisyiyah, donatur dan Dinas Kesehatan Tulungagung. Diakui Cut Mala, jumlah bantuan nutrisi ini belum seimbang jika dibanding jumlah pasien. Karena penyaluran bantuan nutrisi ini dilakukan dengan pemetaan, seperti kondisi ekonomi dan efek samping obat yang tinggi. “Kami terus menggalang bantuan nutrisi ini, tidak hanya berhenti di sini. Karena temuan Yabhysa 40 pasien baru per bulan,” ungkapnya.
Penggalangan bantuan nutrisi pasien TBC ini bagian dari rangkaian World TB Day yang jatuh pada 24 Maret lalu. Masih menurut Cut Mala, sebelumnya Yabhysa telah melakukan temuan suspect (terduga) TBC di pondok pesantren, sekolah dan pabrik. Selama Maret 2023 ini ada 1.293 orang terduga TBC yang ditemukan dan telah dilakukan pemeriksaan dahak. Dari jumlah itu sebanyak 40 orang dinyatakan positif TBC. Sementara jika dirata-rata, ada temuan 31-40 pasien per bulan dari 900-1000 terduga TBC.
Dengan temuan ini, Cut Mala mengaku menyiapkan strategi meningkatkan capaian temuan suspect dan pasien baru serta mendampingi mereka berobat sampai sembuh. “Ke depan diharapkan para kader semakin harmonis dengan pemerintah desa dan Puskesmas, untuk menjangkau lokasi yang riskan TBC,” tegasnya.
Penjangkauan wilayah risiko TBC dilakukan agar para pasien bisa ditemukan sedini mungkin. Semakin banyak ditemukan akan semakin baik, karena mereka bisa lekas diobati dan tidak memperluas penularan. Semakin dini ditemukan, semakin cepat diobati, para pasien bisa disembuhkan dan tidak sampai meninggal dunia.
Sementara Wakil Supervisor TBC Dinas Kesehatan Tulungagung, Binti Sholekah Kanti Larasati, mengungkapkan ada temuan 341 pasien baru selama Januari 2023 hingga hari ini, Jumat (14/4/2023). Sementara temuan rata-rata kabupaten ada 100 pasien baru per bulan dari 5.400 suspect yang diperiksa.
Penjangkauan juga melibatkan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA), untuk menjangkau kalangan anak-anak. “Dri sisi usia, temuan pasien ini merata. Ada yang dari anak-anak hingga lansia,” ungkapnya.
Pemerintah mencanangkan program Eliminasi TBC 2030. Namun ini masih mendapat hambatan stigma TBC sebagai penyakit kotor. Banyak di antara pasien yang menyangkal diri dan menyembunyikan penyakitnya. Keberadaan para kader TBC penting untuk memotivasi dan mendampingi mereka berobat sampai sembuh.
Untuk pasien TBC biasa lamanya berobat 6-9 bulan, sedangkan TBC resisten obat butuh waktu 9-24 bulan. Pemerintah telah menyediakan obat TBC secara gratis, dan bisa diakses ke Puskesmas terdekat. Bagi para pasien tidak ada pilihan selain berobat dan sembuh, atau menyangkal penyakitnya dan meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Yabhysa Tulungagung Galang Donasi untuk Nutrisi Tambahan bagi Pasien TBC, https://surabaya.tribunnews.com/2023/04/14/yabhysa-tulungagung-galang-donasi-untuk-nutrisi-tambahan-bagi-pasien-tbc?page=2.
Penulis: David Yohanes | Editor: irwan